-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mushaf (20)

Tuesday, January 02, 2007 | January 02, 2007 WIB Last Updated 2007-01-04T05:48:22Z
Natal; Maulid Isa Yang Mesti Di Imani
oleh Ibn Ghifarie

Perayaan Natal lintas iman, menuai protes dari sebagian umat islam. Pasalnya, mereka yang urun rembug dalam prosesi misa itu tak lain dari generasi muda kaum nahdiyyin.

Tak ayal lagi, hujatan, cacian, hingga makin sekalipun dilontarkan oleh kelompok fundamental ke Ormas NU (Nahtadul Ulama) tersebut. Tengok saja, manakala Abdurrhman Wahid (sewaktu masih menjadi Presiden) mengucapkan Merry Chistmas sekaligus merayakan Natal di Gereja. Benarkah umat Islam tak diperkenankan untuk merayakan kelahiran Isa itu?

Bila dirunut persoalan itu, berawal dari pemahaman yang tak mengakui Isa sebagai anak Tuhan, tapi sebagai abid. Alih-alih barang siapa yang meniru kelompok lain, maka ia termasuk pada golongnya pun menjadi benih-benih pelengkap kebencian terhadap non muslim.

Adalah mengimani paran nabi itu satu kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar lagi bagi umat yang mengaku dirinya beriman kepada Tuhan, Hari Akhir dan berbuat baik. Salah satunya dengan mempercayai adanya Isa. Bukan malah mempertentangkan kelahiran mesias yang jatuh pada (25/12), atau (13/01). Hingga mengugat kebasahan umat Kristiani. Sebab keimanan Kristen sekarang berbeda, bahkan mengada-ngada dari ajaran Nasrani tempo dulu.Tentunya, perayaan Natalan pula tak boleh dilakukan oleh umat Islam.

Padahal Tuhan mengutus Rasul kepada setiap manusia itu sesuai dengan bahasa dan kelompok mereka. Meski begitu, kita tetap harus menyakini kebenaran ajaran nabi tersebut. Apalagi saat memperingati kelahiran Isa. Apa bedanya dengan merayakan hari Maulid Nabi Muhammad yang setiap 1 tahun sekali kita peringati dengan pelbagai cara perlombaan, mulai dari lomba adzan, kaligrafi, busana muslim, cerdas cermat sampai mengelar acara Tabligh Akbar.

Dengan demikian, apa yang telah kita perbuat manakala Maulid Isa itu tiba. Mencibirkah, melakukan bom buhun diri dengan cara menghancurkan tempat ibadah tanpa ada perasaan khawatir, atau malah asyik menyebarkan 'pitnah' supaya tak berprilaku arif terhadap orang Kristen.

Bila di Bandung Gereja Katedral dijaga anggota Banser Gerakan Pemuda Ansor, NU dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKU juga membagikan seribu mawar kepada umat kristiani di sejumlah gereja. Tak hanya itu, di Kediri, 200 anggota Banser dikerahkan untuk mengamankan Natal. Di Jakarta, sejumlah remaja masjid dan anggota ormas Islam turut menjaga malam Natal. (Kompas,26/12). Lantas apa yang kita telah perbuat demi terciptanya kerukunan umat beragama di Bumi Pertiwi tersebut? [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 25/12;23.28 wib & Pojok Warteg Bahari, 26/12;13.13 wib
×
Berita Terbaru Update