-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (19)

Thursday, August 02, 2007 | August 02, 2007 WIB Last Updated 2008-01-30T20:34:36Z
Sekelumit Kisah Kompre
Oleh Ibn Ghifarie

Kala menanti datangnya waktu Ujian Komprehensif (26/07). Dalam rutinitas keseharianku tak ada yang berubah kecuali, nonton TV, ngobrol seputar persoalan kekinian yang sedang ramai dibicarakan. Ya sesekali bikin coretan sebagai obat pelipur lara atas kepenatas sekaligus keresahan permasalahan pelik tersebut.

Pasalnya, tak ada cara lain yang bisa ku perbuat berkenaan dengan maraknya aksi penertiban fisik dikalangan pendidikan. Selain angkat pena. Inilah kawan dekatku. Tentunya, sederetan kertas menjadi pelangkap gagasan tersebut.

Detik-Detik Hari Penantian
Saat termenung di tengah-tengah pencarian solusi atas kekerasan di IPDN. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara `Cis kacang buncis nyengcle` dari HP (Hand Pone)ku. Tanpa panjang leber ku buka alat komunikasi tersebut.

`A buledz Dian bieu ameung ka Websaite A. he..lucu!! Ya pastina si Ujang meuni nyeredet liat suasana kampus.Asa haying ka Bandung..E h cioste salametan the.! Kompre kumaha hasilna?Munaqosah Agustus kan? Wishuda September yach.!!, tulis Dian Herdiani Aktivis IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyyah) [24/07,15;41.24]

Tak ayal pesan singkat tadi menghentakan perasanaku. Pasalnya, aku belum ujian. Hasil komprenya apalagi. Namun, begitu inilah salah satu bentuk kepedulian kawan-kawanku atas tes tersebut. Mudah-mudahan hari bersejarah itu dapat ku lalui dengan sejuta makna. Nilai yang memuaksan pula menjadi dambaanku sekaligus keluarga kami.

Semenjak kiriman sms itu, aku mulai mencoba memberanikan diri untuk memohon doa dan restu kepada kedua orang tuaku atas ujian tersebut. Meski, perbuatan ini baru pertama aku lakukan. Jujur saja, sedari awal SD (Sekolah Dasar) aku berpisah dengan keluarga demi menuntut ilmu di kampung orang lain. Sedari itu pula aku jauh dengan sanak keluarga hingga sekarang. Permohonan doa secara khusus pun jarang, bahkan tak pernah rasanya aku ucapkan.

Mudah-mudahan diberikan kekuatan dan kemampuan dalam menghadari Kopre tersebut. Tentunya, berdoa dan beribadah harus lebih ditingkatkan lagi. Bukan malah sebaliknya.

Ku tulis pesan singkat `Ade wartoskeun ka Apa sareng Mamah rehna dina dinteun enjing A bade ujian Komprehensif. Mugia lancer sareng sukses. Amien. [24/07.18;20.25]

Singkat benar smsku. Tanpa harus menunggu lama jawaban pun dating `Muhun di duakeun. Sing lancer sareng sukses. Di antos wisudana wae!! wasiat Ibuku. [24/07.18;31.24]

Tak hanya Ortu di kampong sana yang memberikan dorongan. Temen-temen seorganisasiku mengucarkan doa dan harapan. Semoga lulus.

Kendati aku bingung harus berkata apa. Karena aku tak pernah memberitakukan ikhwan ujian tersebut. Namun yang jelas sahabat-sahabatku mengetahuinya aku akan kompre. Ini terlihat dari pesan singkat yang masuk ke HPku

`Weleh hiji deui anu rek ngarunghal the. Pokonamah Kompre teu leuwih rieut batan duriat. Nu penting mah rajin Shalat jeung Sholat Hajat. Udud wae`, kirim Paw mahasiswa Aqidah Filsafat (AF). [25/07.20;03.35]

`Waduh ceritanya ada yang mau Kompre neech.Good luck dech`, tulis Tia Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). [25/07.20;30.34]

Hal senada pun aku kalukan guna memohon doa dan nasihat kepada rekan sepropesiku. Bunda Iva Fahmiawati namanya. Jawabnya `Widich Kompre nich Pasti dong Bunda doain. Iya nih Bunda belum bias tidur. Jadi kepikiran beneran sih? Vie dah punya samone baru? Tapi yang mau Kompre ga usah ikut mikirin yah. Sukses, pesannya. [25/07.22.45.34]

Hari Bersahaja; Sejuta Warna
Waktu demi waktu kian merayap. Detik demi detik kian berdetak. Hari penuh ujian pun datang juga. Pagi buta sekali saat ayam jantan mulai berkokok dan sang Raja Siang mulai memancar tiba-tiba HPku berdering `Ledz kade kasiangan, Tos rapih!! Che mah teu acan ibak he.he..Mangga sing sukses, pepatah Pradewi Tri Chatami, mahasiswa Antropologi Unpad [26/07.05.35.24]

Saat itu aku tengah menyiapkan segala keperluan yang aku perlukan. Walau ada satu hal yang mengganjal pikiranku `Bisakah aku melewati hari ini. Bukan takun tak lulus ujian. Melainkan cacian, makian dan cibiran dari kawan-kawanku saat berpakaian rapih. Jujur saja aku tak pernah berpenampilan kemeja, jas almamater semenjak MA (Madrasah Aliyah). Rasanya berat hati ini untuk memakan atribut sekaligus persyaratan Kompre tersebut.

Walhasil, 5 jam (09.00-14.00) berpakain rapi layaknya seorang pengajar pun bias ku lalui. Kendati harus ku lepas beberapa kali. Tak ayal, temen sekelompoku menginagtkan aku `Tolong pakai Jas itu. Ya daripada tar kena damprat. Ga bias ikut ujian gimana?, cetus Ali Mulyono.

Tanpa panjang lebar ceramah. Ku kenakan lagi segala atribut Kompre tersebut. Sidang kompre pun dimulai dengan penguji; Drs Casram, M.Si bidang Kejurusan (Studi Agama-Agama), Dr, Endah, M.Si materi Kefakultasan (Ilmu Kalam) dan Drs, Hasan Mudrisy, M.Si garapan Keuniversitasan (Dirosah Islamiyyah)

Lulus Peringkat Ke-2
Semuanya kulalaui dengan optimal. Saat menunggu pengumuman kelulusan beberapa kawan dekatku tak henti-hentinya memberikan dorongan sembari menanyakan kelulusanku.

`Ledz kumaha Komprena? Tos pengumuman kelulusan teu acan? Tong tegang atuh. Di doakeun ku Bunda cing lulus meunang nilai anu alus. Omat sanes makhluk halus he.he.he…`tanya Bunda Iva Fahmiawati [26/07.12;56.35]

`Bang dupi widya Iswara the naon? Kumaha lulus teu?` tanya Fardun mahasiswa Sosiologi [26/07.13;05.24]

Ba’da dzuhur sesuai jadwal pengumuman pukul 14.00 wib. Akhirnya detik-detik pembacaan hasil ujian sekaligus pengumuman dibacakan dengan lantang oleh Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Filsafat dan Teologi di Ruang Ridang Fakultas.

Ibn Ghifarie 3,50 (A). Tak ayal, kawan disampingku berujar `Selamat atas peringkat ke-2. Kan pertama anak TH (Tafsir Hadits) (Taufik 3,60-red). Semoga bermanfaat`

Semula tak ada jawaban dariku kecuali angukan kepala petanda ikhwan kelulusan tersebut. Dalam hatiku bergumana `Mampukah aku mempertangungjawabkan nilan ini sambil melapalkan ucapan tahmid sebagai bentuk rasa syukur kita pada Tuhan.`Amien.

Selamat Ya..!!
Sepulang dari kampus. Tak ada yang kulakukan selain mengabarkan hasil ujian tadi kepada keluarga. Pesan singkat pun berbalas `Nya nuhun upami tos beres mah kalayan sae hasilna. Muhun eta anu dipikahareup ku Apa sareng Mamah, wasiat Apa. [26/07.14;44.44]

`Nya teu weuleh diduakeun ku sadayana. Mugia sidangna sing lancer, nasihat Mamah tambahnya. [26/07.14;57.24]

Ucapan serupa pun dating dari Dian Herdiani `Nya alhamdulillah upami tos rengse sareng hasilna sae mah. Selamat nya.Sok ayeuna kantun ngemutan siding. A doakeun Dian nya besok aya panggilan wawancara kerja di Jakarta. Mudah-mudahan lulus.Dian salah satu anu ka pilih. Doakeun nya` [26/07.15.04;25.34]

`Ayeuan nuju papanasan heula, kaleuresan dipasihan nikmat sehat. Muhun yeuh teu janteun kompre, teu acan waktosna panginteun. Upami kapayunan mah, Anis ti pengkeur atuh. Wilujeng`[26/07.16.07;25.25]

Alhasil, selesai sudah satu pekerjaan. Syukuran sambil makan-makan menjadi penutup kebahagian kami. Bisakah aku melewati Sidang Skrifsi kelak?

Cag Rampes, Pojok Ruang Fakultas 26/07;14.07.34 dan Sekre Kere, 26/07;23.48
×
Berita Terbaru Update