-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kitab (6)

Wednesday, September 19, 2007 | September 19, 2007 WIB Last Updated 2008-01-30T20:40:32Z
Cucilah Mulut dan Puasakanlah
Oleh Ibn Ghifarie

Sejatinya kita harus membersihkan diri baik secara jasmani maupun rohani sebelum Ramadhan tiba. Tentunya, keimanan dan keilmuan tentang shaum menjadi modal yang tak bisa ditawar-tawar lagi sebelum bulan penuh maghfirah hadir.

Upaya membersihkan diri dalam tradisi sunda dikenal dengan sebutan Munggahan. Kebiasaan kuramas, makan bareng dan saling tukar-menukar makanan ke tetangga menjadi pemandangan yang tak bisa dipisahkan saat munggahan.

Di mata Ahmad Gibson Al-Busthomie menjelaskan munggahan berasal dari kata unggal yang berarti naik, puncak. Jadi munggahan satu upaya menaikan keimanan dalam waktu satu bulan, katanya.

‘Nah, sebagai simbol pembersihan diri dari segala kotoran maka cucilah mulut dan puasakanlah, sebab sumber segala dosa itu berasal dari mulut’, jelasnya.

Namun, puasa bermakna lain yang sudah berkeluarga. ‘Seperti saya. Sebab puasa bukan hanya menaikan keimana kita, tapi malah memperbanyak pengeluaran pengeluaran yang banyak dalam urusan rumah tangga,’ paparnya.

Logikanya begini, pengeluaran untuk makan Cuma pagi (saat sahur-red) dan petang (saat iftar—red), tapi apa yang terjadi menu makanan malah membengkap. Mengerikan bukan,’ tegasnya.

Lebih lanjut menuturkan coba apa yang terjadi jumlah makanan yang diperbanyak, bukan orangnya. Kalau dulu tidak, yang makannya banyak makan satu makanan, keluhnya.

Namun begitu, inilah wajah puasa sekarang. Salah satu bukti perut yang kenyang adalah maraknnya aksi pengrusakan, penutupan paksa para PKL (pedagang kaki lima-red). Seolah-olah umat islang ingin dihargai, bukan menghargai mereka yang tidak puasa, paparnya. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok DPR, 12/09/07;12.43 wib
×
Berita Terbaru Update