Solidaritas Bom Jihad Bukan Satu-Satunya Solusi Arif.
oleh Ibn Ghifarie
Hingga kini, peperangan yang terjadi di belahan dunia Timur-Tenggara--meminjam istilah J Elposito antara Palestina dan Israel mulai memuncak, bahkan kedua negara tersebut seolah-olah sedang menggalang solidaritas atas nama Tuhan guna mempertahankan kebenaran sekaligus keyakinan sepihak yang mereka anut.
Israel, mendapat dukungan lebih baik secara moral maupun moril dari negara Paman Sam dan PBBnya (Tajuk Rencana PR, 16/07) Malahan angkara murka Israel yang didukung Amerika Serikat tanpa tahu malu terus merajalela. Selain menggempur Palestina, pesawat jet tempur Yahudi itu juga membombardir Lebanon, menembakkan rudal yang menghantam jembatan dan stasiun pengisian bahan bakar, serta menewaskan warga sipil. Tak hanya Palestina dan Lebanon, Israel juga mulai menuding Suriah dan Iran mendanai dan memfasilitasi Hizbullah dan Hammas, sehingga tidak mustahil kaum zionis itu menyerang Suriah maupun Iran. Kedua negara itu pun semakin siaga menghadapi berbagai kemungkinan.
Anehnya, AS dan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan justru menyalahkan Hammas dan Hizbullah karena keduanya menyebabkan Israel melakukan penyerangan terhadap Palestina dan Lebanon. Penyerangan Israel sendiri bukan kesalahan, tapi membangkitkan kemarahan Israel baru disebut salah. Padahal, Hammas dan Hizbullah tak lebih dari korban kebrutalan zionis. Kalaupun keduanya kemudian melakukan kekerasan, tak lebih sekadar reaksi dan pembalasan terhadap kekejaman Israel.
Tak mau kalah. Palestina pun sambutan luar biasa pelbagai dukungan dari negara islam. Tak terkecuali Indonesia. Aneh memang. Disaat cobaan menimpa bumi nusantara ini, sampai Jamrudkatulistiwa menangis beberapa kali, akibat alam sedang murka sekaligus menunjukan kuasanya kepada kita. Karena ulah jahil manusia itulah semesta ini memberikan peringatan.
Di lain sisi, sebagaian masyarakat kita yang tergabung dalam Ormas Raikal pun ikut bagian dalam menyuarakan perang. Sampai-sampai mereka berani mati demi meneggakan panji islam dalam bingkai 'Solidaritas Bom Jihad Untuk Palestina dan Libanon"
Saya kira, perbuatan ganjil, tentu akan menyulut amarah lebih murka lagi bagi mereka yang tak sepakat dengan cara tersebut. Sungguh, akan memperburuk imagologi--meminjam istilah Yasraf umat islam di mata dunia internasional. Konon, setiap agama memerintahkan kebajikan dan melarang perbuatan kejahatan. Kini, pesan-pesan agung itu semunya hanaya tertumpu dalam kitab suci dan perpustakaan semata--memimjam istilah Hasan Hanafi.
Dengan demikian, islampobhia pun acapkali melekat dalam masyarakat muslim. Akhirnya, kita tak sadar mengamini sekaligus melestarikan pernyataan Samuel Hantington tentang 'Benturan Peradaban'. Bukankah kita, murka dengan segala bentuk westernisasi. Namun, nyatanya kita malah ikut kampaye, bahkan mendarah dagingkan tradisi tersebut. Ironis sekali. [Ibn Ghifarie]
cag rampes Pojok Sekre Kere, 18/07;21.14 wib
Israel, mendapat dukungan lebih baik secara moral maupun moril dari negara Paman Sam dan PBBnya (Tajuk Rencana PR, 16/07) Malahan angkara murka Israel yang didukung Amerika Serikat tanpa tahu malu terus merajalela. Selain menggempur Palestina, pesawat jet tempur Yahudi itu juga membombardir Lebanon, menembakkan rudal yang menghantam jembatan dan stasiun pengisian bahan bakar, serta menewaskan warga sipil. Tak hanya Palestina dan Lebanon, Israel juga mulai menuding Suriah dan Iran mendanai dan memfasilitasi Hizbullah dan Hammas, sehingga tidak mustahil kaum zionis itu menyerang Suriah maupun Iran. Kedua negara itu pun semakin siaga menghadapi berbagai kemungkinan.
Anehnya, AS dan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan justru menyalahkan Hammas dan Hizbullah karena keduanya menyebabkan Israel melakukan penyerangan terhadap Palestina dan Lebanon. Penyerangan Israel sendiri bukan kesalahan, tapi membangkitkan kemarahan Israel baru disebut salah. Padahal, Hammas dan Hizbullah tak lebih dari korban kebrutalan zionis. Kalaupun keduanya kemudian melakukan kekerasan, tak lebih sekadar reaksi dan pembalasan terhadap kekejaman Israel.
Tak mau kalah. Palestina pun sambutan luar biasa pelbagai dukungan dari negara islam. Tak terkecuali Indonesia. Aneh memang. Disaat cobaan menimpa bumi nusantara ini, sampai Jamrudkatulistiwa menangis beberapa kali, akibat alam sedang murka sekaligus menunjukan kuasanya kepada kita. Karena ulah jahil manusia itulah semesta ini memberikan peringatan.
Di lain sisi, sebagaian masyarakat kita yang tergabung dalam Ormas Raikal pun ikut bagian dalam menyuarakan perang. Sampai-sampai mereka berani mati demi meneggakan panji islam dalam bingkai 'Solidaritas Bom Jihad Untuk Palestina dan Libanon"
Saya kira, perbuatan ganjil, tentu akan menyulut amarah lebih murka lagi bagi mereka yang tak sepakat dengan cara tersebut. Sungguh, akan memperburuk imagologi--meminjam istilah Yasraf umat islam di mata dunia internasional. Konon, setiap agama memerintahkan kebajikan dan melarang perbuatan kejahatan. Kini, pesan-pesan agung itu semunya hanaya tertumpu dalam kitab suci dan perpustakaan semata--memimjam istilah Hasan Hanafi.
Dengan demikian, islampobhia pun acapkali melekat dalam masyarakat muslim. Akhirnya, kita tak sadar mengamini sekaligus melestarikan pernyataan Samuel Hantington tentang 'Benturan Peradaban'. Bukankah kita, murka dengan segala bentuk westernisasi. Namun, nyatanya kita malah ikut kampaye, bahkan mendarah dagingkan tradisi tersebut. Ironis sekali. [Ibn Ghifarie]
cag rampes Pojok Sekre Kere, 18/07;21.14 wib