Akhir Kisruh Rakor
A.H.Nasution--Lagi, bentrokan mahasiswa antara pejabat DPMU (Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas) dengan BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas) KBMU (Keluarga Besar Mahasiwa Univertitas) UIN SGD Bandung terjadi di sekira Auditorium(04/10).
Perbuatan ganjil sejenis, bukan kali pertama dilakukan oleh orang yang sama. Sekira satu tahun kebelakang peristiwa yang sama pun terjadi. Betapa tidak pelakunya adalah Andri, ketua DPMU dan Yana, Menteri Rumah Tangga BEMU.
Ketika ditemui PusInfokom diselala kuliah, Kadir ketua Komisi Keuangan DPMU menjelaskan perbuatan tak lazim itu dipicu dari perkataan salah satu orang pengurus BEMU yang mengeluarkan pertanyaan `Edek Rakor (Rapat kordinasi antara DPMU dengan BEMU tentang budgeting uang HMJ/UKM-red) moal? Sia rumasa boga salah teu?
`Mau menggelar Rakot tidak? Kamu merasa mempunyai kesalahan tidak?,` upatnya.
`Adu mulut pun tak terelakan lagi, hingga berujung perkelahian sengit yang dimulai oleh Yana memukul Andri,`jelas Kadir.
`Padahal sudah jelas mereka yang membuat masalah terlebih dahulu, mulai dari pemberian surat Rakor satu jam sebelum waktu pertemuan harus ada keputusan, sementara untuk memenuhi permintaan BEM kami harus rapat pleno dulu dengan anggota dewan,`ujarnya.
Selain itu, Wapres (Wakil Presiden-red) BEM pun sudah mengundurkan diri dan selesai kuliahnya. Sudah jelas, pengangkatan Presiden dan Wapres memakai system paket dalam Undang-Undang. Jika salah satu mengundurkn diri, maka secara otomatis keduanya harus diganti. `Untuk itu, hari ini tak ada BEM di kampus UIN SGD Bandung dan malah menggalang kekuatan di tingkatan HMJ/UKM dengan menggelar acara silaturahmi`tambahnya.
Lain halnya pengakuan dari Yana, ketika dijumpai PusInfoKom di Kosannya Gang Kujang ia berujar, `Emang saya yang mengeluarkan kata-kata ganjil itu, tapi kami tak mengawali pemukulan. Justru ia yang memukul kepala saya saat dilerai oleh Satpam dari belakang,`
`Masa saya dipukul ga melawan. Ya sikut sana-sikut sini buat bela diri,`jelasnya.
Menurutnya, dan yang tidak enak lagi buat saya. Saat terjadi pertemuan dengan pihak Rektorat di sana (Gedung Al-Jamiah-red). Saya belum apa-apa sudah dihakimi oleh Noerul Aen, Purek III yang membawahi bidang kemahasiswaan. Seolah-olah saya yang bersalah dan mengawali perkelahian tersebut. Kontan saja, saya emosi dan membentak. Tunggu dulu penjelsanya, dan siapa yang bersalah, tegasnya.
Walhsil, jalan islah didapat, tapi dengan catatan harus perkelahian satu-satu, ungkapnya, sambil mengutif pernyataan Andri.
Menyinggung ketidakaktifan dan keberadaan BEMU terhadap segala persolana kampus, Abdul Khalik, Mendagri (mentri Dalam Negeri) BEMU berkata `Coba liat lagi di AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) KBMU tak ada aturannya. Kalau Presiden, memang ada aturannya, tapi Wapres tidak,`
`Justru disinilah ketidak jelasan UU (Undang-undang) KBMU,`tambahnya.
`Perlu diketahui bahwa pertemuan tadi hanya menghasilkan keputusan; Dana akan cair hari Senin dan dibuatnya nota kesepakatan sebagai landasan pencairan dana serta mendukung apa yang dlakukan oleh BEM,`bantah Acep Komaruddin, Presma BEMU.
Menyoal perseteruan itu, salah satu mahasiswa yak tak mau disebutkan namanya angkat bicara `Ah…dua-duanya juga bersalah. Mengapa segala persoalan harus diselesaikan dan berakhir dikekuatan otot, bukan otak, cetusnya
`Ngomongin akhlak saja. Nyatanya, konsep jihad hanya dimaknai dengan adu tojos. Kalaupun mau tolong beri makan kepada kaum lemah, seperti Bom Marley (gelandangan depan kampus-red),`kata Hendri Setiawan, mahasiswa Perbandingan Agama.
Cag Rampes,Pojok Sekre Kere,05/10;21.54 wib