-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Coretan (20)

Wednesday, August 30, 2006 | August 30, 2006 WIB Last Updated 2006-08-31T01:55:36Z
Ormas Radikal; Watak Barbar
Oleh Ibn Ghifarie

Maraknya Ormas yang ada diIndonesia. Tak selamanya berjalan mulus, terkadang mendapatkan krikil dari kelompok tertentu. Sebut saja, kelahiran Hijbu Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Forum Betawi Rempug (FBR). Pasalnya, saat mereka melakukan tugas suci sebagai penyebar risalah Tuhan melalui Amar ma'ruf nahyi munkar dengan cara anarkis. Bahkan terkadang main hakim sendiri. Lantas dimanakah polisi, tentara sebagai pengayom keamanan masyarakat?

Meski begitu, pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan keputusan penertiban ormas supaya dapat mencegah terjadinya pertumpah darah di Bumi Nusantara. Pengeluaran SK itu, menuai protes. Dikalangan tertentu, pelarangan dinilai terlalu mengada-ngada, bahkan politis. Karena ditunggagi oleh satu kelompok tertentu. Sementara di golongan lain, tindakan tersebut merupakan bentuk kepedulian penguasa dalam membangun kehidupan yang rukun, damai dan menyapa perbedaan. Malahan bagi Sultoni, pemerintah kita ini pintar mengalihkan perhatian masyarakat. Dari isu mendasar tentang peningkatan kesejahteraan, penanggulangan bencana alam, kasus illegal loging, korupsi yang ternyata tidak mudah dibasmi.

Selain itu, nyatanya masyarakat kita mengidam gangguan penyakit dan berwatak barbar. Bila beberapa tahun kebelakang, masyarakat Indonesia menjadi pengikut setia Sumanto, pemakan daging mayat manusia. Kini, rakyat bumi pertiwi sedang terjangkit virus akut dan pelik itu bernama neo-flu burung. Lihat saja, setiap masyarakat mendapatkan persoalan mulai dari beda pendapat, kemauan, pencitraan, referen, multi krisis sampai aspek keyakinan sekalipun di selesaikan dengan adu tojos, bukan dengan kepala dingin dan hati pemurah.

Maka wajar bila tokoh sekaliber Safi'i Maarif (mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan Rike Diah Pitaloka (aktifis Perempuan) menilai Ormas yang sering berlaku anarkis dalam melakukan tugas mulianya dengan sebutan "Preman Berjubah". Bukankah, ketika kita menafikan orang lain sebagai bentuk keragaman yang telah Tuhan anugrahkan kepada kita dan bertindak seenak gue atau perhimpunan tertentu. Saya kira, prilaku ganjil tersebut bukan lagi telah mengikuti tradisi Barbar tapi melestarikannya. Nau'dzu billah min dzalik [Ibn Ghifarie]


cag rampes, Pojok PusInfoKomp 18/07;02.34 wib
×
Berita Terbaru Update