-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Coretan (8)

Wednesday, October 04, 2006 | October 04, 2006 WIB Last Updated 2006-10-04T07:57:24Z
Walk Out Mahasiswa Psikologi Warnai Wisuda UIN SGD Bandung

published on 17 September 2006 | Berita Universitas--Oleh Ibn Ghifarie

A.H. Nasution—`Kami atas nama wisudawan dan wisudawati mahasiswa Psikologi dengan ini menyatakan walk out dari prosesi penyematan wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung,` ungkap salah seorang wisudawan.

Pernyataan sikap itu disampaikan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam KABEMAPSI (Keluarga Besar Mahsiswa Psikologi) UIN SGD Bandung dalam rangka Wisuda UIN SGD Bandung di depan Al-Jamiah (16/09).

Tak ayal lagi, tepuk tangan dan suara gaduh sorak-sorai pun menjadi bumbu aksi protes tersebut. Meskipun, kata seorang wisudawan, kami ketika di dalam Auditorium sempat mendapat perlakuan ekstra ketat dari pihak Rektorat mengenai aski walk out tersebut. Namun, karena berkat kekompakan dan kerjasama dari kawan-kawan akhirnya kami semua bisa keluar, tegasnya.

`Untuk itu kami menyatakan; pertama, kami mendukung aksi perjuangan adik-adik kami. Kedua, kami menolak pemberian selamat dan wisuda oleh Endin Nasruddin. karena, ia telah melakukan tindakan tercela mengenai pemalsuan gelarnya,` tambahnya.

Tentu saja, aksi demontrasi itu, mendapatkan perhatian lebih dari civitas akademik. Bahkan sanak-sodara yang memeriahkan anaknya di wisuda pula urun rembug dalam aksi turun ke jalan tersebut bak membuat lingkaran. Meskipun prosesi wisuda masih di gelar di Aula UIN.
Nyatanya, gelombang demonstran ke-10 dalam menuntut Dekan Fakultas Psikologi supaya mundur dari jabatanya itu mendapat simpatisan lebih dari masyarakat kampus, hingga petinggi KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) UIN SGD Bandung yaitu Majelis Perwakilan Mahasiswa Universitas (MPMU) ambil bagian. Sekali terdengar yel-yel, teriakan atas nama mahasiswa, sumpah mahasiswa, pernyataan Panca UIN dan pembacaan puisi jalang dari komunitas Mata Pena Bandung.

`Saya secara pribadi dan lembaga mendukung, memperjuangkan aspirasi sabahat-sahabat psikologi, bahkan menolaknya,` kata Aas selaku ketua MPMU.

Menyingung perbuatan nyeleneh yang dilakukan oleh mahasiwa Psikologi saat wisuda pelbagai mahasiswa angkat bicara. Ada yang mendukung, mencaci, maki sampai mencibirnya. Salah satunya dari aktivis mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya, ‘Alah itu mah cari sensasi aja. Kalau pun memang benar dan berani, sudah saja semua wisudawan/ti melakukan aksi bakar toga, bukan dengan cara walk out semata,`paparnya.

`Bagus sekali. Mungkin perbuatan itu merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap para petinggi kampus,` kilah Roni (bukan nama sebenarnya).

Tak hanya diwarnai aksi mahasiswa prosesi wisuda di sekira lingkungan kampus pun dipadati para pedagang mulai dari asesoris, baju-celana, bunga, makanan-minuman, ucapan selamat, sampai tempat berpose. Seakan-akan pasar Gede Bage pindah satu hari di UIN SGD Bandung.
`(Ieu teh lahan anu alus keur para padagang mah. Soalna pan rea anu datang ti lembur, biasana lamun ka dayeuh pan teu pas sigana lamun teu barang bawa oleh-oleh keur keluargana di lembur. Lain ti eta oge pan teu kudu cape-cape dadasar ari di dieu mah) Ini lahan cocok untuk dagang. Sebab banyak yang datang dari daerah, biasanya kalau mereka ke kota seakan-akan tidak sreg kalau tidak bawa oleh-oleh untuk keluarga mereka. Selain itu, kalau di sini tidak capek capek lagi`, ungkap salah satu pedagang.

Berbeda dengan para pengais rezeki dari tumpukan sampah. Acara tahunan itu, merupakan surga empuk bagi mereka. `(Pokona mah, acara siga anu kieu teh kacida berhargana keur kami mah) Pokoknya acara seperti ini sangat berharga bagi kami-kami,` kata seorang pemulung.
Nyatanya, acara perhelatan akbar tersebut, selain memberikan semangat baru bagi mereka yang di wisuda. Seperti yang di ungkapkan oleh Dian H, mahasiswa D3 Terjemah Bahasa Sastra Inggris kepada PusInfoKomp. `Kalaupun hari ini menjadi hari bersejarah, tapi mengapa kita yang di dalam Auditorium sudah pengap, lelah, cape, mesti mengungu giliran untuk dipanggil lagi. Sebenarnya apa yang kita tunggu-tunggu itu, Apakah sebuah ungkapan kata prestise akademik semata atau yang lain? Kalaupun hanya Prestise saja. Sungguh ironis`.

Meski mengisahkan sepenggal asa dan beragam cerita. Namun, kegiatan maha akbar itu membawa berkah bagi para pedagang dan pengais rizki sampah berupa air mineral dan kardus. (Ibn Ghifarie PusInfoKomp)

Cag Rampes, Pojok Auditorium,16/09;12.26 wib
×
Berita Terbaru Update