-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Nukilan (19)

Wednesday, October 04, 2006 | October 04, 2006 WIB Last Updated 2006-10-04T07:43:36Z

Gede Bage Pindah Ke UIN SGD Bandung

Oleh Ibn Ghifarie

Memesuki hari pertama puasa di bulan Ramadhan sejumlah civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) SGD Bandung ngedadak ketiban pasar kaget (24/09).

Betapa tidak, semula perhelatan Gedung Rektorat sunyi sepi, terkecuali bila ada sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan aksi unjuk rasa terhadap para petinggi kampus. Agaknya tempat tersebut mulai ramai. Sesekali terdengar teriakkan Revolusi, Merdeka Mahasiswa, Sumpah Mahasiswa, lantunan Takbir; Allahu Akbar, Bangkit, Lawan, Hancurkan Tirani, hingga mengisahkan sederetan kisah memilukan buat kita. Tentunya, bila kita mau menguak tabir ganjil tersebut.

Kini, `taman firdaus` itu berubah menjadi `surga para pengais rizeki` bak di pasar saja. Mulai dari penjaja makanan, kolek, rokok, rujak, es campur, goyobod, gehu-bala-bala, sampai sederetan idangan menu buat iftar lainya.

Tak ayal lagi, hilir mudiknya orang-orang pun menghiasi kecerian di waktu senja. Apalagi sepiluh menit menjelang buka shaum, halaman Al-Jamiah tersebut dibanjiri lautan manusia; muda-mudi, laki-laki-perempuan, tua-muda, kakek-nenek, bocah kecil semuanya tumplek di taman demokrasi--meminjam istilah para aktivis pergerakan.

Tak hanya di sekira Gedung Pejabat saja, di bibir jalan A H Nasution pun pemandangan serupa acapkali kita temui. Terlebih lagi dekat pintu gerbang kampus dalam bingkai tuggu `Universitas Islam Negeri (UIN) SGD Bandung` kumpulan manusia memadati daerah tersebut.

Sudah tentu, beralihnya tempat `silang rasa` itu menjadi `surga para pengais rezeki` menuai pelbagai cerita. Salah satu mahasiswa angkat bicara `Alah meni siga pasar kaget wae nya,`cetusnya.

`Engke nya bukana, dagoan sakeudeung ngarah rada lowong saeutik. Sok tinggali ku sorangan pinuhna kacida pisan siga keur di pasar Gede Bage wae,`ungkap mahasiswa kepada kawannya.

Nyatanya, kedatangan bulan penuh rakhmat itu, membawa kebahagian berarti bagi kaum lemah. Saat berbuka puasa, dan kelak bertemu dengan Tuhan pun menjadi pendorong umat islam untuk tetap menjalankan perintah Tuhan bernama Shaum tersebut. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok LBH (Lembag Bantuan Hukum) UIN, 24/09;18.14 wib

×
Berita Terbaru Update