-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (14)

Saturday, January 13, 2007 | January 13, 2007 WIB Last Updated 2007-01-13T19:59:38Z
Menejemen Bencana Baru Sebatas Wacana
Oleh Ibn Ghifarie

Kehadiran menejemen bencana di tengah-tengah maraknya pelbagai gempa, tanah longsor, bajir bandang, kekeringan dan kebakaran hutan. Semuanya baru sebatas diskursus elit. Kaum pelajarlah yang menggagas kelahiran upaya penanggulangan kejadian tersebut.

Tengok saja, pasca gempa dan tsunami di Aceh dan sekiranya. Beberapa bulan peristiwa yang sama pun kian menerpa Bumi Pertiwi ini, hingga memilukan kita. Mulai dari gempa di Jogya (27/05), Tsunami jilid II di Pangan daran dan sekiranya (17/07), semburan lapindo di Porong Sidoarjo dan Kalimanta, lelehan lapa dingin gunung Merapi di Jogya, banjir dan tanah longsor di Padang Pariaman, Riau, Aceh, di Mandaili Natal Medal, pengusutan tuntas pembunuhan Munir, tenggelamnya kapal KM Senopati sampai tergelincirnya Kapal Adam Air.

Nyatanya, tragedi kemanusiaan itu tak begitu membuat pemerintah tanggap darurat sedini mungkin terhadap pelbagai kejadian, malah asyik sibuk mengurus Skandal Dewan akibat VCD sure, ngelancong ke berbagai negara sehabat dengan berkedok Studi Banding, pertikaian keputusan Presiden dan Wapres (keppres) tentang BPK, recoling anggota Dewan, resafle Kabinet Indonesia Bersatu, dan pergantian Pemerintah Daerah via Pilkada.

Singkat kata, jangankan membuat kurikulum berbasis ramah lingkungan dalam sistem pendidikan guna mendeteksi sejumlah tragedi sejak dini. Ternyata, kemunculan Menegemen Bencana pula hanya sebatas wacana an sich [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 09/01;23.27 wib
×
Berita Terbaru Update