-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (17)

Monday, January 15, 2007 | January 15, 2007 WIB Last Updated 2007-01-15T14:15:11Z
Relokasi Pedagang; Acak-Acakan Tata Ruang UIN SGD Bandung
Oleh Ibn Ghifarie


Memasuki hari pertama Ujian Akhir Semester (UAS) sebagian mahasiswa dikagetkan dengan adanya relokasi pedagang di daerah Takhosus. Pasalnya, tak biasanya para pengais rezeki itu, mangkal di Kompleks Dosen Asing.

Bila, dahulu semua pengaso makanan, baik yang berada di Depan Fakultas Saintek maupun Psikologi. Kini, mereka harus tumpah ruah di pelataran M'ahad Aly.

Menyoal, pemindahan pedagang ke Takhosus membuat sebagian mahasiswa angkat bicara 'Lain bet kudu dipindah keun sagalanya. Keur didieu (depan Fakultas Saintek-red) wae sok males ari kahandap teh. Komo deui ayeuna,' Pradewi, aktivis perempuan.

'Masa deumi secangkir kopi harus dibayar dengan pengorbaban yang begitu berat dan memakan waktu lama. Inilah ketidak jelasan tata ruang kampus UIN SGD Bandung, yang tak belajar Planologi. Pokonya asal jadi dan ngumpul,' tambahnya

'Wah, sekarang tak bisa makan-makan bareng lagi di sekre (UKM-red) dong. Solanya, pesan makana harus pergi ke sana (perumahan Dosen Asing-red). Berdeda dengan dulu, masih disini. Mudah sekali. Tinggal panggil, datang makanan,' kata Iya mahasiswa Jurnalistik.

'Ya, bukanya apa-apa. Habis takut ngerepotin pedagang harus nganterin ke sekre,' jelasnya.

Nyatanya, relokasi pedagang tak menyelesaikan persoalan Keindahan, Kebersihan dan Keamanan (k3) kampus. Malah terkesan, melestarikan sekaligus melanggengkan budaya acak-acakan. Yang jelas, hijrah pedagang itu bagi saya ''Ledzh, jauh rek ka Si Sipi (pedagang asongan roko, kofi-red) teh ayeuna mah. Jeung teu bisa ngabon heula. Solana pedagang geus dilokalisir ka M'ahad Aly, cetus Badru, Sekum GPMI (Gerakan Persatuan Mahasiswa Islam). [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 15/01;11.27 wib
×
Berita Terbaru Update