-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kitab (11)

Monday, February 12, 2007 | February 12, 2007 WIB Last Updated 2007-02-12T20:23:42Z
Sekali lagi, Rahmat Bukan Laknat
Oleh Ibn Ghifarie

Sekali lagi, Kehadiran musim penghujan pasca bencana tak selamanya berubah menjadi laknat, malah terkadang membawa rahmat bagi kelompok tertentu. Tengok saja, komunitas pemulung. Mereka bisa mengais rezeki dari pelbagai gunungan sampah berupa kertas, dus, barang-barang bekas sampai tumpukan kayu yang mangkal di pinggiran pintu air. Mereka mendapat dua kali lipat upah dan barang. Demikian penuturan Tono (32) tiap hari mengais uang recehan dari tumpukan kertas; koran Rp 600/kg, ketas Rp 700/kg dan dus Rp 800/kg. Semenjak musibah naas itu Ia mendapatkan omset lebih. (Lintas Peristiwa TPI, 07/02)

Tak hanya para pemulung yang ketiban berkah. Puluhan bengkel di Cawang pun ikut merasakan kebahagiaan pasca bencana. Seakan-akan tempat servis kendaraan bermotor itu dipadali lautan roda empat dan dua. (Liputan Petang, SCTV, 07/02).

Lain halnya, dengan para Oproder. Mereka ikut merasakan kegahagiaan saat bencana mengepung Jakarta. Pasalnya, ia bisa menyalurkan hobi sekaligus menolong korban bencana. Meskipun, memerlukan navigator handal dan keahlian. Namun, cukup menantang. (Kilas Global, 07/02)

Walau genangan air sampai hari ini belum surut. Gunungan sampah dan tumpukan lumpur kembali meminta perhatian kita. Nyatanya, malapetaka membawa berkah bagi kelompok tertentu. Alhasil, selamat meraih kebahagiaan. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, pojok sekre Kere, 08/02;00;17.54 wib

×
Berita Terbaru Update