-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kitab (9)

Wednesday, February 07, 2007 | February 07, 2007 WIB Last Updated 2007-02-07T09:50:02Z
Sisi Lain Banjir Lima Tahunan Jakarta
Oleh Ibn Ghifarie

Memasuki bulan Februari kembali menjadi bulan kelabu bagi warga Jakarta. Pasalnya, hampir seluruh wilayah kota dikepung banjir besar, sehingga melumpuhkan pusat kehidupan ibu kota. Tentunya, menelan banyak korban, puluhan orang melayang, ribuan rumah ambruk rata dengan tanah dan dan di genangi lumpur, sampah sampai sarana publik tak berfungsi lagi. Banjir kali ini lebih besar daripada banjir yang terjadi tahun 2002 silam.

Sayangnya, para pejabat DKI Jakarta justru menyalahkan alam sebagai penyebab banjir. Mereka menyarakan banjir kali ini merupakan fenomena alam yang terjadi setiap lima tahunan.

Meski bantuan dan penanggulangan bencana sejak dini dinilai sebagian besar masyarakat sangat lamban dari pemerintah terkait. Namun, setidaknya mengisahkan keluh kesah wong cilik, cacian, makian, hingga mendatngkan berkah bagi sebagian orang. Salah satunya bagi pedagang keliling yang mempunyai gerobak. Karena arus lalu lintas tergenang dan tak ada kendaraan yang melintasi kawasan bencana, maka gerobak menjadi kendaraan alternatif.

Kehadiran banjir bagi anak-anak menjadi ajang mainan gratis. Mereka dengan seenaknya bermain air. Sesekali terlihat ketawa-ketiwi, saling lempar-melempar air. Inilah bentuk keriangan mereka saat berenang.Sebab tanpa mengeluarkan uang mereka bisa sepuasnya bermain ria air.

Tak hanya bocah ingusan yang larut dalam kecerian. Puluhan orang sakit jiwa pun di Rumah Sakit Dr Sutarto harus ikut merasakan kebahagiaan. Seakan-akan enggal dipindahkan ke daerah lebih tinggi (lantai 2). Sebab mereka asyik berenang di air keruh tersebut. Tentunya, menyusahkan petugas RS (SCTV, 05/02).

Lain halnya, dengan tukang Servis payung pula ikut ketiban berkah saat bencana mengepung Jakarta. Pasalnya, ia mendapatkan orderan lebih dari masyarakat yang terkena musibah.

Walau genangan air sampai hari ini belum surut. Kehadiran musim penghujan tak selamanya berubah menjadi bencana, malah terkadang membawa berkah bagi kelompok tertentu.

Walhasil, peribahasa 'Ibu kota lebih ganas daripada ibu tiri' tak pernah terngiang lagi di benak kita dan 'selamat menikmati bencana'. Semoga bermanfaat. [Ibn Ghifarie}

Cag Rampes, pojok sekre Kere, 05/02;23.54 wib

×
Berita Terbaru Update