-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (15)

Friday, April 06, 2007 | April 06, 2007 WIB Last Updated 2008-01-30T20:26:39Z
Jika Tetap Pertahankan Budaya Kekerasan, Bubarkan IPDN
Oleh Ibn Ghifarie

`Waduh mendingan dibubarin aja. Apa jadinya nanti bangsa Indonesia, kalau dipimpin oleh calon-calon pejabat berwatak preman dan biadab tersebut, tutur Ahmad saat menanggapi kematian Cliff Muntu, Praja Madya Institus Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Sumedang (02/04).

Kematian praja itu, telah membuat deretan panjang kekerasan terselubung di kampus STPDN tersebut. Seolah-olah IPDN belum jera dan sangat disayangkan oleh sejumlah kalangan mahasiswa. Bahkan, sebagian aktivis pergerakan meminta IPDN ditutup saja, jika sistem pembinaan di sekolah calon pemimpin negara itu tidak bisa juga diperbaiki. Salah satunya Abdul Bari, aktivis LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman) menuturkan ` Wah mendingan dibubarkeun wae. Solana anger wae geus diganti ngaran geu (dari STPDN menadji IPDN-red). Ari tradisina samodel kitu mah.`

`Da pang-pangnamah geus turun-temurun. Siga di Pesantren lamun LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan-red) pan junior the kudu nurut ka senior. Rek dikukumahakeun bae paribahasana,` kilahnya.

Hal senada pun terlontar dari Apuy mahasiswa Aqidah Filsafat `Geus waktuna kudud dibubarkeun. Masalahna mah geus teu manusiawi wae. Lain pan cita-cita diajar teh keur nyieun jalma anu bisa ngamanusiawikeun manusia. Lain samidel kitu,` tegasnya.

`Ini mesti dibubarkan. Masalahnya sistem yang ada beserta kebiasaan jelek itu sudah mengakar,` kata Oval aktivis Jarik (Jaringan Islam Antar Kampus) Bandung.

`Kalapun tidak apakah menjamin dengan dipecatnya keempat praja itu, kejahatan tak akan terulang kembali. Belum tentu tidak. Karena lagi-lagi budaya kekerasan itu telah mendarah daging,` tambahnya.

`Ah..pokona mah kudu dibubarkeun wae. Naha urang rela jaga dipimpin ku model-model pajabat kitu. Embung pan!,` demikian kata salah satu aktivis pergerakan yang tak mau disebutkan namanya.

Lain halnya, dengan aktivis mesjid angkat bicara `Wah tidak mesti dibubarkan, karena tidak semua pendidik sekaligus senior Praja itu berprilaku lalim. Coba pikirkan. Kan bisa dihitung dengan jari dan hanya beberapa gelintir orang saja.`

Nah, baru bila tetap mempertahankan tradisi kekerasan dan menjadi sisitem aturan main dalam menghukum yang melanggar. Baru dibubarkan,` jelasnya [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 06/04;11.38 wib
×
Berita Terbaru Update