-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

kitab (4)

Monday, May 07, 2007 | May 07, 2007 WIB Last Updated 2008-01-30T20:47:38Z
Aku, Reshuffle dan Secangkir Burjo
Oleh Ibn Ghifarie

Leudz, bener teu reshuffle kabinet teh geus di umumkeun. Pan tikamari mah encan keneh, ungkap salah satu temanku.

Aduh geuning urang teu kapanggilnya. Naha nya? Padahal hayang pisan jadi mentri teh. Eta gajihna gede, tambahnya.

Tak ayal, lontaran kata-kata itu, tentu saja menghentakan perasaanku. Pasalnya, aku sedang terbuai dalam untayan kata-kata Breaking News (Metro TV,07/05). Semula tak ada jawaban dariku. Kecuali anggukan kepala sebagai pertanda membenarkan ikwal pengumuman reshuffle jilid II. Sejurus kemudian, ngobrol pergantian kabinet Indonesia bersatu pun mulai merambah kesana-kemari bak kentut saja. Hingga ke penilain pemerintahan SBY-JK.

Setelah benar-benar menguras pikiran dan perasaan serta penantian yang berkepanjangan di benak masyarakat Indonesia. Kini, terjawab sudah tentang reshuffle jilid II.
Sore tadi (Senin,7/5) sekira pukul 15.00 WIB di Istana Negara, Jakarta Pusat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Bersatu, hasil reshuffle jilid dua.

Reshuffle
kali kedua ini, menyangkut tujuh pos kementerian. Dari tujuh mentri itu, lima pos ditempati figur baru, baik dari profesional maupun politisi. Dua pos lain hanya sebatas tukar posisi menteri semata.

Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh diganti oleh Hendarman Supandji, Pelaksana Tugas Jaksa Agung Muda sekaligus mantan Ketua Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Hamid Awaluddin Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia, diisi oleh Andi Matalatta, Ketua Fraksi Partai Golongan Karya DPR; Syaifullah Jusuf Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) ditempati Lukman Edy, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa; Sugiharto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diduduki oleh Sofyan Djalil, Mentri Komunikasi dan Informatika (dh); Yusril Ihza Mahendra, Menteri Sekretaris Negara diisi oleh Hatta Radjasa, Mentri Perhubungan (dh); Kursi Menteri Komunikasi dan Informatika yang ditinggalkan Sofyan Djalil ditempati Muhammad Nuh, mantan Rektor ITS Surabaya dan Menteri Perhubungan yang ditinggalkan Hatta Radjasa diserahkan ke Jusman Syafi'i Jamil, mantan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia.

Menurutnya, tujuan perombakan kabinet kali ini untuk meningkatkan kinerja dan kerjasama jajaran kabinet. `Selain untuk menempatkan orang sesuai dengan kemampuannnya,`

SBY juga menegaskan reshuffle kali ini bukan dalam rangka giliran atau gantian jabatan para kader partai politik (parpol). `Karena masih mengalir permintaan dari banyak pihak, dari para kader partai politik untuk duduk dalam kabinet sekarang, yang saya tafsirkan beliau-beliau memaknai sebagai gantian atau giliran dalam pemerintahan.`

Namun, jika harus dilakukan giliran atau bongkar habis secara menyeluruh, tentu tidak sesuai dengan tujuan resfuhlle. `Bahkan, hal itu bisa mengganggu kontinuitas program-program yang sedang dijalankan,` jelasnya.

Walhasil, kehadiran tujuh pos menteri Kabinet Indonesia Bersatu pun hanya berucapa doa 'Selamat dan Sukses Atas Reshufle Jilid II` kepada para pejabat terkait. Semoga dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan terlepas dari segala bentuk malapetaka yang mendera Bumi Pertiwi.

Obrolan
detik-detik reshuffle pun, mulai tak ramai, hingga satu persatu meninggalkan ruang Diskusi LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman) Bandung. Terlebih lagi, saat kawan yang lain memangilnya 'Asak, asak, asak euy. Burjona (bubur kacang ijo-red) geus asak yeuh!'. Semuanya, sirna dihadapan secangkir bubur kacang hijo Alakadarnya karena tak manis memang. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 07/05;16.16 wib
×
Berita Terbaru Update