-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (18)

Thursday, August 02, 2007 | August 02, 2007 WIB Last Updated 2008-01-30T20:29:14Z
Tutup Saja Kampus IPDN Itu..!!
Oleh Ibn Ghifarie

Tradisi Barbar yang terjadi di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ibarat wabah yang menular. Kini virus mematikan itu acap kali terjadi dn terus menerus menjalar ke luar Kampus. Warga sekira pun harus menjadi korban keganasa virus mematikan tersebut.

Adalah Wendi Budiman, warga Jatinangor, tewas dikeroyok praja IPDN hanya karena merokok di dalam lift di Jatinangor Town Square(22/07). Konon, seorang praja tersulut rokok Wendi, lantas tanpa di komandoi para calon praja itu beramai-ramai menggebuk Wendi. Ironis bukan.

Betapa tidak sebagian besar kedelapan praja ini tengah menunggu wisuda. Tentunya gelar sarjana pun harus rela ditanggalkan oleh mereka.

Maraknya aksi brutal ini menambah panjang deretan korban akibat kekejaman para pamong tersebut.

Masih ingat dalam benak kita kematian Wahyu Hidayat atau Cliff Muntu begitu mengisahkan luka yang mendalam bagi keluarga korban sekaligus mnguak tabir kelam atas penertiban fisik tersebut.

Sangatlah wajar bila masyarakat mendemo kampus prodak Rudini itu. Pasalnya, terlalu banyak praja dan warga lain yang ketiban budaya kekerasan tersebut.

Tak ayal, lambanya pengambilan keputusan pemerintah dalam hal ini Presiden SBY secara tegas atas ketiga opsi yang di rekomendasikan oleh team evaluasi Penyelenggara Pendidikan IPDN dibawah pimpinan Ryaas Rasyid diantaranya; penutupan IPDN, perombakan kurikulum dan system pengelonaan praja dan penutupan sementara untuk tahun ajaran 2007/2008.

Ryaas Rasyid optimistis timnya akan berhasil mengemban tugas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membenahi IPDN yang citranya jatuh karena banyak terjadi kekerasan di dalam kampus . "Kita memiliki orang-orang yang berkompeten, punya kemampuan mengevaluasi, dan adanya backup otoritas yang cukup dari Presiden," jetasnya.

Kini, terjawab sudah kinerja team evaluasi. Dan kian hari kekerasan sudah menjadi bagian keseharian mereka yang tak bisa dipisahkan lagi.

Inilah wajah muram pencetak para pemimpin. Mestinya mereka dapat menganyomi sekaligus melindungi warganya atas perlakuan lalim. Kini, malah sebaliknya. Mereka dengan gagah berani dan sombong sambil bertepuk dada inilah kami, yang selalu menyelesaikan persoalan apa pun dengan adu jotos, bukan adu otot.

Sejatinya pemerintah segera mengamini keinginan wong cilik untuk segera menutup rapat-rapat segala aktivitas yang berkenaan dengan kampus praja tersebut.

Bila tidak, sudikah kirana kita menyaksikan saudara kita satu-persatu meninggal atas kepongkahan pamong itu. Jika tidak, maka segeralah menutup kampus IPDN sekarang juga. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 24/07;23.27 wib
×
Berita Terbaru Update