-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Guratan (1)

Wednesday, October 04, 2006 | October 04, 2006 WIB Last Updated 2006-10-04T08:26:06Z
SMS` Gemparkan UIN SGD Bandung
published on 24 September 2006 | Berita Mahasiswa--oleh Ibn Ghifarie

A.H. Nasution--`Bang sms siapa ini bang, Bang pesannya pake sayang-sayang` penggalan lagu sms ini dilantunkan dalam acara `Gandrung MILAD Teater Awal Ke-19` (20/09) di Pelataran Gedung Rektorat UIN SGD Bandung. Sudah tentu, lirik pesan singkat itu menuai pelbagai protes, mulai dari mencaci, menghakimi, menghujat, mengamini, sampai berujar masya Allah sambil geleng-geleng kepala. Salah satunya dari cetusan mahasiswa yang sedang ngumpul bak lingkaran dekat tiang bendera berujar `Ma euya di UIN aya anu kieu, era atuh ku embel-embel Islam. Apan kampus urang teh hiji-hijina lembaga Islam,``Aduh naha bet jadi kieu kampus urang teh. Maenya Tarling di ayakeun di dieu,`hardik mahasiswa berpenampilan rapi dan memakai baju koko itu.

Berbeda dengan kelompok pelajar di sekira Resimen Mahasiswa (Menwa) angkat bicara `Wah teu nanaon. Pokonamah bakal jadi buah bibir acara samodel kieumah. Soalna masih kaitung perdana. Engkemah lambat-laun bakal loba anu miluan, moal Teater Awal wungkul geura,`tegasna.Tak hanya, kaum intelektuan, bocah yang masih tergolong ingusan pun ikut menyuarakan saat sebelum pembukaan berlangsung `Moal aya dangdutan di diemah. Soalna Islam,`sambil melirik teman sebayanya sebagai jawaban atas pertanyaan `Cing bakal aya dangdutan moal?`Meski bukan langsung didendangkan oleh Trio Macan, melainkan oleh sekelompok musik `Tarling ala Cirebon.` Nyatanya, hampir semua penonton yang membanjiri halaman depan kampus ikut terpukau, hingga nyaris sempat mengoyak ratusan perut penonton.

Dinginya udara di malam hari, yang menusuk tulang pungung. Tak menjadi penghalang civitas akademik untuk ikut gabung dalam acara tersebut. Malahan, warga sekira kampus pun tumplek di halaman Al-Jamiah UIN SGD Bandung. Sesekali terdengar sorak-sorai, iringan tepuk tangan, jingkrak-jingkrakan, teriakkan lagi dong, sampi permintaan sederetan tembang-tembang terkini. Sebut saja,Jablai. Lepas dari, pro-kontra dalam menyikapi persoalan pelik tersebut. Nyatanya, di sebagian masyarakat baik kaum pelajar maupun kaum awam, masih melekat beberapa pemahaman; UIN tak boleh menampilkan pergelaran musik lokal, semisal Paduprak STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) SGD Cirebon, Anak Desa Ciamis.

Tarling Ala Cirebon, Indramayu apalagi.Namun, segala bentuk kegiatanya harus mencerminkan masyarakat Islami. Misalnya dengan menyelenggarakan Tabligh Akbar, Nasyidan, sederetan perlombaan baca-tulis Al-Quran, Kaligrafi atau berbusana muslim (Perempuan; jilbab. Laki-laki; pakaian koko, jubah, berjenggot) dalam menyongsong hari jadi tersebut.Dengan demikian, sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam (Arab), maka tak boleh dilaksanakan. Apalagi dikerjakan secara bersama-sama dan terbuka untuk umum.

Padahal, terselengarnya hajatan tahunan itu merupakan upaya `ngareuah-reuah` dalam rangka `ngamumule budaya daerah,` ungkap pemandu acara. Harusakah spirit dan segala tindak tanduk kita disandarkan pada kategorisasi Islam ala Arab? Entahlah... [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes,pojok Menwa 20/09;23.23 wib
×
Berita Terbaru Update