-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhuf (15)

Wednesday, April 02, 2008 | April 02, 2008 WIB Last Updated 2008-04-02T08:39:22Z
UIN SGD Bandung; Kukuhkan Dua Guru Besar
Oleh Ibn Ghifarie

Uiversitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mengukuhkan Dua Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Adab. Yakni Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag dan Prof Achmad Sudja’I Selasa (1/04).

Upacara pengukuhan ini dimulai sekitar pukul 09.30 WIB di Auditorium dan langsung dipimpin oleh Rektor UIN SGD, Nanat Fatah Natsir melalui Rapat Sidang Senat terbuka. Menurutnya, UIN mengucapkan selamat atas pengukuhan Guru Besar ini. Tentunya, bertambah pula jumlah Profesor yang ada di kampus menjadi 27 orang. Kendati, hari sabtu berkurang satu karena telah pensiun, paparnya.

Selain itu Ia berpesan ‘Paling tidak bertambahny Guru Besar diharapkan bisa membawa perubahan kea rah yang lebih baik, terutama pada; Pertama, Tradisi nilai. Kedua, Pengembangan keilmuan dan Ketiga, bisa memberikan sosusi terhadap persoalan yang aktual, jelasnya. Prof Dr H Abdul Razak, M.Ag adalah Guru Besar dalam Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam (SPPI) Fakultas Ushuluddin.

Dalam pengukuhanya Ia membawakan pidato ‘Filsafat Ilmu Kalam’. Diungkapkanya, Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang berkenaanya secara rasional. Objek kajian teologi islam; permasalahan ketuhanan dan segala sesuatau yang berkaitanya. Metodologi Ilmu Kalam ini upaya memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah secara mendalam diikuti elaborasi dan fakta empirik, tegasnya.

Secara ilmiah teologi Islam dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, diantaranya; pertama, Teologi Islam Klasik Teoritik. Yakni satu disiplin ilmu yang hanya membahas secara teoritik sekitar aspek-aspek ketuhanan dan pelbagai kaitanya—telah dibicarakan oleh aliran teologi dalm Islam.

Kedua, Teologi Islam Kontemporer Praktik. Yaitu satu disiplin ilmu secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan Sunnah Rasul-Nya yang nilai doktrinya mengadvokasi pelbagai ketimpangan social. Pada Teologi kontempoter ini dapat di bagi menjadi; Teologi Lingkungan, Teologi Pembebasan dan Teologi Sosial, jelasnya. Bila kita merunut keterlahiran Filsafat Islam tidak bias dipisahkan dari pengaruh Barat.

Dalam perkembanganya Teologi berpangkal dari; Pertama, sebagai Metodologi Teologi. Satu cara memahami doktrin Agama melalui pendekatan wahyu dan pemikiran rasionalnya. Kedua, menjadi Ilmu Teologi. Ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Ketiga, menjadi Teologi Aksiologi. Upaya memahami doktrin Agama secara mendalam untuk mengadvokasi pelbagai permasalahan solial, kilahnya. Saat ditanya wilayah kajian Teologi Ia menuturkan ‘Mencakup aspek tokoh teologi, karya-karya, gagasan, sejarah perkembangan, pengaruh timbal baik dan perbandingan”

Prof Dr Achmad Sudja’I Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora. Pada saat pidatonya Ia memberikan petuah bertajuk ‘Fungsi Bahasa Dalam Memahami Al-Qur’an Tentang Leadership’.

Menurutnya, Upaya memahami dan memaknai ayat dalam Al-Qur’an harus memalui pendekatan kebudayaan (Arab) dan wahyu sambil menyetir satu ayat Q. S 43: 3 ‘Kami (Allah) telah menjadikannya Al-Qur’an dengan berbahasa Arab agar kamu berfikir’

Leadership dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan Khalifah. Tentu setiap diri adalah pemimpin. Namun, baginya kategori pemimpin itu harus mencakup; Amanah, Keadilan, Ketaatan dan Musyawarah, paparnya.

Satu hal yang lebih penting lagi dalam satu kepemimpinan. Seorang kepala harus manjadikan; Pertama, kholifah untuk melaksanakan aturan Allah SWT, mengadakan pembaruan dan penerus (pewaris). Kedua, harus memiliki sifat dan syarat Amanah, Adil dan Ulul Amri. Ketiga, Menghamba dan melaksanakan ajaran Allah SWT. [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Auditorium 01/04/08;12.47 wib
×
Berita Terbaru Update