-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tulisan (20)

Wednesday, August 30, 2006 | August 30, 2006 WIB Last Updated 2006-08-31T03:15:04Z
Boro-Boro Via Bank
published on 21 Juli 2006 | Berita Mahasiswa--Ibn Ghifarie

Perubahan IAIN menjadi UIN tak berbanding lurus dengan kebesaran namanya. Bila dulu pada saat IAIN hilir mudik kendaraan bermotor yang dapat menggangu proses belajar mengajar dapat diatasi dengan adanya Area Parkir.

Kini, dalam persoalan regisrasi pun masih menggunakan alat manual. Bahkan bagi sebagian mahasiswa sistem itu dinilai semberawut. Tentu tak ada budaya antri (20/07). Padahal, dua kali setiap tahun kita selalu menjalani rutinitas tersebut.

Ketidakjelasan sistem pembayaran SPP menuai pelbagai protes. Salah satunya dari Imam Syafi’ie, mahasiswa Fisika memberikan komentar, ’Cara seperti ini, membuat susah mahasiswa. Bukankah kita sudah menjadi Universitas,’ katanya.

Mian, mahasiswa Sosiologi pun angkat bicara ’Masa harus tetap mempertahankan tradisi lama. Padahal kampus kita sekarang sudah menjadi UIN, sambil memberikan contoh pada saat mendaptarkan saudarnya di satu perguruan tinggi swasta semuanya sudah memakai sistem bank dan mudah di akses oleh masayarakat luas, paparnya.

’Emang geus kitu eta mah. Hese pisan dirobahna. Ayeuna maha mendingan maca buku di Iqra,’ ungkap Sutisna, mahasiswa Aqidah Filsafat saat ditemui PusInfoKomp.

Menyoal sistem kuno itu, bagi Imam, ’Tak ada cara lain selain memakai sistem bank, supaya mudah dilakukan oleh mahasiswa,’ tegasnya.

Senada dengan Imam, Mian pun berujar, ’Mesti memakai bank. Kalaupaun ingin tetap memakai kebiasaan dulu, tolong bikin satu pintu, bukan banyak. Sungguh membuat semberawut kampus UIN, cetusnya.

’Boro-boro melaui Bank via transper dan sistem komputerisasi. Malahan Bank (BNI-red) yang mudah ditemukan dipelbagai daeraha saja. Malahan sekarang di ganti dengan Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia-red), tutur salah seorang aktivis pergerakan yang tak mau disebutkan namanya saat ditemui PusInfoKomp.

Lain aktivis pergerakan, lain pula aktivis Primus (Pria Mushola), Mulyana, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berkata ’Mestinya memakai dua cara yakni lewat sistem bank dan manual. Karena tak semuanya mahasiswa yang kuliah di UIN ini berasal dari kota, tapi kebanyakannya dari pedesaan,’

Nyatanya peralihan IAIN menjadi UIN, tak selamanya dibarengi dengan tradisi baru dan semangat baru. Malah terkesan melestarikan budaya lama. (Boelldzh).
×
Berita Terbaru Update