-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Coretan (18)

Wednesday, October 04, 2006 | October 04, 2006 WIB Last Updated 2006-10-04T08:19:19Z
Menyoal Pernikahan Lintas Agama Dengan Otak Jernih
published on 12 September 2006 | Berita Mahasiswa--oleh Ibn Ghifarie

A.H.Nasution--Dalam rangka meningkatkan pemahaman lebih arif dan berbasis gender terhadap pentingnya nilai plural dalam pernikahan beda keyakinan serta adanya upaya mendialogkan iseu-iseu kekinian, maka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) UIN SGD Bandung menggelar ‘Bedah Buku’ ‘Tafsir Ulang Perkawinan Lintas Agama’ Perspektif Perempuan dan Pluralisme dengan bertajuk ‘Perkawinan Lintas Agama Halal Atau Haram?` di Auditorium UIN SGD Bandung (11/09).

Acara peluncuran buku itu, menghadirkan nara sumber; Siti Musdah Mulia (Perspektif Gender dan Penulis); Pastur Matias Hendar Suhendar, S.Pd (Perspektif Kristen); Pdt Ferly David, M.Si (Perspektif Kristen); Ahmad Ghibson Al-Bustamie, M.Ag (Perspektif Civitas Akademik) dengan dipandu oleh Sri Endras Iswarini.

Terselengaranya kegiatan bedah buku ini berkat kerjasama LPIK dengan L-KaP (Lembaga Kajian Perempuan) GPMI (Gerakan Persatuan Mahasiswa Islam). JMP (Jaringan Mitra Perempuan). Kapal (Lingkaran Pengkajian Alternatif Perempuan) Perempuan Jakarta dan Gereja Pasundan Jawa Barat.

Meskipun menuai kontroversi dalam perkawinan beda keyakinan ini, kata Farid Ridwan, ketua OC `Mudah dari acara ini kita dapat meningkatkan pemahaman Pluralis dan Feminnis untuk lebih bersikaf toleran, inklusif dan humanis,`

Dijadikan momentum positif dalam melakukan pengkajian, diskusi supaya agama lebih manusiawi, bukan malah bengis. Apalagi kita selaku insan akademis, tambahnya dalam acara sambuta panitia.

Media kita berdialog dalam merespon iseu-iseu pluralisme dan gender serta refleksi diri dan berbesar diri selaku manusia beragama, kata Sri Endras Iswarini, perwakilan Kapal Perempuan Jakarta.

Lepas dari persoalan halal-haram, sah atau tidak. Sederetan kata-kata arif, terbuka, elegan dan memaki pemahaman yang jernih dalam berdalih pun harus menjadi modal utama dalam menyikapi `Tafsir Ulang Nikah Beda Keyakinan` tersebut. Terlebih lagi selaku insan akademis, (Boelldzh PusInfoKomp)

Cag Rampes,pojok Auditorium,11/09;12.14 wib
×
Berita Terbaru Update