-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Coretan (19)

Wednesday, October 04, 2006 | October 04, 2006 WIB Last Updated 2006-10-04T08:21:16Z
Psikologi Semakin Gerah

published on 22 September 2006 | Berita Mahasiswa--oleh Ibn Ghifarie

(A.H.Nasution)Lagi-lagi untuk 'kesekian' kalinya, gelombang aksi demonstran terus diteriakan oleh sebagian mahasiswa yang tergabung dalam KABEMAPSI (Keluarga Besar Mahsiswa Psikologi) UIN SGD Bandung. Mereka menuntut Dekan Fakultas Psikologi Drs. H. Endin Nasruddin, M.Psi untuk turun dari jabatanya. Pasalnya, Ia telah melakukan `perbuatan ganjil` berkenaan dengan izasahnya. Semula berembel-embel M.S.I dalam namanya. Kini, malah beralih menjadi M.Psi. (Jum’at,15/09)

Ba’da jumat mereka melakukan aksi turun kejalan dan berulang-ulang kali menduduki Al-Jamiah. Panasnya matahari yang menyengat kepala tak membuat mereka miris untuk melakukan aspirasinya. Malah semakin gagah dan berani dalam menegakan kebenaran. Meskipun, mereka semakin gerah terhadap sikap Rektorat yang tak begitu menanggapi aspirasi mereka sebelumnya.

Pada kesempatan itu, mereka meminta pihak Dekan untuk melakukan dialog dengan mahasiswa.

Tak terelakan lagi, sejumlah poster bernada protes, kecaman, cacian, makian. Bahkan Selembaran pernyataan sikap pun menjadi menu yang tak terpisahkan lagi. Een, salah satu penggagas aksi tersebut, menyatakan bahwa mereka kecewa atas terpilihnya Endin Nasruddin menjadi Dekan (Fakultas Psikologi-red). Menurutnya kekecewaan itu, berdasarkan beberapa hal. `Ada kecurangan pada Statuta Pasal 124 dan Track Record yang buruk dengan dugaan pemalsuan gelar (meski pada kasus itu kami kalah pada bulan April)` paparnya.

`Persoalannya bukan terletak pada layak dan tidak layaknya Ia (Endin-red) sebagai Dekan. Tapi pada keputusan Rektorat yang kurang memperhatikan latar belakang pendidikanya. Karena pada saat itu, Endin masih mempunyai kasus dengan Sisdiknas berkenaan dengan pelanggaran pada Pasal 69, 68 dan 21`tegasnya.

Selain itu, Ia (Endin-red) juga terkait dengan kasus tindak pidana atas pencemaran nama baik. `Sudah begitu, kenapa pihak Rektorat masih mempertahankannya sebagai Dekan Fakultas Psikologi?`tambahnya sambil dengan nada bertanya.

Setelah sekian lama mahasiswa berteriak menuntut turun dan tak lagi mengakui Dekan Fakultas Psikologi sambil terus membacakan tuntutan, berorasi dan menyuarakan yel-yel; bangkit, lawan hancurkan tirani dan revolusi, revolusi serta merdeka mahasiswa. Akhirnya sekira pukul 14.00 wib pihak Rektorat mengabulkan permintaan mahasiswa untuk melakukan audiensi di Ruang Sidang Rektorat. Semula hanya perwakilan saja. Namun berkat kepiawaian tim lobi ujung-ujungnya sejumlah demonstran dapat bertukar pendapar dengan para Pejabat Kampus.

Nyatanya, pertemuan kedua belah pihak itu, tak membuahkan hasil apa-apa, kecuali perasaan gelisah dipihak mahasiswa. Malah terkesan pihak Dekan Fakultas Psikologi seakan-akan lenggang kangkung di atas para demonstran, hingga akhirnya meninggalkan Gedung Rektorat tersebut tanpa perasaan bersalah.

Tak mau ketinggalan, pihak kaum pelajar pun mangancam akan bertahan dan menduduki gedung Al-Jamiah apabila tidak ada keputusan juga dari pihak Rektorat. (Ibn Ghifarie, Banu, Mukhyar. PusInfoKomp)

Cag Rampes, pojok Rektorat,15/09;16.15 wib
Wednesday October 4, 2006 - 01:35am (ICT) Edit | Delete | Permanent Link | 0 Comments
Warta (9)
Menyoal Pernikahan Lintas Agama Dengan Otak Jernih
published on 12 September 2006 | Berita Mahasiswa--oleh Ibn Ghifarie

A.H.Nasution--Dalam rangka meningkatkan pemahaman lebih arif dan berbasis gender terhadap pentingnya nilai plural dalam pernikahan beda keyakinan serta adanya upaya mendialogkan iseu-iseu kekinian, maka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) UIN SGD Bandung menggelar ‘Bedah Buku’ ‘Tafsir Ulang Perkawinan Lintas Agama’ Perspektif Perempuan dan Pluralisme dengan bertajuk ‘Perkawinan Lintas Agama Halal Atau Haram?` di Auditorium UIN SGD Bandung (11/09).

Acara peluncuran buku itu, menghadirkan nara sumber; Siti Musdah Mulia (Perspektif Gender dan Penulis); Pastur Matias Hendar Suhendar, S.Pd (Perspektif Kristen); Pdt Ferly David, M.Si (Perspektif Kristen); Ahmad Ghibson Al-Bustamie, M.Ag (Perspektif Civitas Akademik) dengan dipandu oleh Sri Endras Iswarini.

Terselengaranya kegiatan bedah buku ini berkat kerjasama LPIK dengan L-KaP (Lembaga Kajian Perempuan) GPMI (Gerakan Persatuan Mahasiswa Islam). JMP (Jaringan Mitra Perempuan). Kapal (Lingkaran Pengkajian Alternatif Perempuan) Perempuan Jakarta dan Gereja Pasundan Jawa Barat.

Meskipun menuai kontroversi dalam perkawinan beda keyakinan ini, kata Farid Ridwan, ketua OC `Mudah dari acara ini kita dapat meningkatkan pemahaman Pluralis dan Feminnis untuk lebih bersikaf toleran, inklusif dan humanis,`

Dijadikan momentum positif dalam melakukan pengkajian, diskusi supaya agama lebih manusiawi, bukan malah bengis. Apalagi kita selaku insan akademis, tambahnya dalam acara sambuta panitia.

Media kita berdialog dalam merespon iseu-iseu pluralisme dan gender serta refleksi diri dan berbesar diri selaku manusia beragama, kata Sri Endras Iswarini, perwakilan Kapal Perempuan Jakarta.

Lepas dari persoalan halal-haram, sah atau tidak. Sederetan kata-kata arif, terbuka, elegan dan memaki pemahaman yang jernih dalam berdalih pun harus menjadi modal utama dalam menyikapi `Tafsir Ulang Nikah Beda Keyakinan` tersebut. Terlebih lagi selaku insan akademis, (Boelldzh PusInfoKomp)

Cag Rampes,pojok Auditorium,11/09;12.14 wib
×
Berita Terbaru Update